Refleksi Upaya Kesehatan di Masa Pandemi dan Resolusi 2022: Percepatan Transformasi Digital Kesehatan Melalui Penguatan Sumber Daya (2)

 

Sesi kedua diawali dengan pembahasan mengenai cangkupan kualitas layanan Kesehatan dasar di puskesmas pada masa pandemi Covid-19 serta tantangan di era transformasi digital. Puskesmas memiliki keterlibatan dengan 6 pilar transfomasi sistem kesehatan, diantranya transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan Kesehatan kemudian transformasi SDM Kesehatan dan transformasi teknologi Kesehatan. Dalam situasi pandemi ini memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pelayanan Puskesmas seperti cangkupan kegiatan menurun, SPM dan UKM terkendala adanya PPKM, anggaran terbatas, intervensi dan cangkupan PIS PK terkendala, dll. Disamping itu puskesmas juga memiliki banyak tantangan dalam era transformasi digital. Namun demikian puskesmas siap dengan transformasi sistem kesehatan dengan segala kemampuannya, ujar dr. Trisna (Ketua Apkesmi).

 

Lebih lanjut beliau menyampaikan peluang dan tantangan puskesmas ke depan; peluang dan tantangan pelayanan puskesmas masa datang cukup berat. Tantangan menyongsong transformasi layanan primer meliputi penguatan dan pengembangan kompetensi pimpinan puskesmas, pemenuhan sarana, prasarana serta alat kesehatan, penguatan manajemen dan tata kelola puskesmas, penguatan jejaring puskesmas, intervensi promotif-preventif berkelanjutan berbasis keluarga dan pengurangan beban UKP.

 

Asisten Pemerintah & Kesra Setda Prov. Jawa Tengah, dr. Yulianto Prabowo, menyampaikan pengalamannya membangun sistem informasi digital di Jawa Tengah dalam penanganan Covid-19. Kami membangun sistem informasi digital yang pertama namanya Corjat (corona.jatengprov.go.id) didalamnya terdapat fitur peta epidemiologi, kasus, spesimen, logistik, faskes, vaksinasi, namun dalam perjalanannya terdapat berbagai tantangan dan hambatan yaitu perbedaan data pada aplikasi di masing-masing Kab/Kota/Prov/pusat dan membuat kegaduhan publik, maka dari itu kita melakukan integrasi fitur yang membutuhkan proses dan upaya yang panjang sekali, kami sudah berupaya sejak bulan Juli tahun lalu. Integrasi belum tuntas muncul permasalahan lain yaitu hak akses data kependudukan (Dukcapil) diputus.

 

Kita akan mendorong percepatan transformasi kesehatan digital melalui membangun peta jalan Jateng menuju transformasi kesehatan digital, lalu kita juga mengembangkan arsitektur kesehatan digital, di sisi lain kita melakukan penguatan SDM, peguatan regulasi bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri khususnya Dukcapil untuk akses data, juga masalah tata kelola dan di sisi lain literasi digital ini juga terus kita tingkatkan dan optimalisasi pemanfaatan telehealth dan telemedicine. Dalam membangun sistem informasi digital ini adalah pembangunan yang tidak pernah selesai jadi terus berkembang dan dinamis.” ujar dr. Yulianto

 

Dalam pembahasan Roundtable Discussion, dr. Adang Bachtiar menyampaikan 7 peran organisasi

Profesi Kesehatan Masyarakat; 1) kinerja kesehatan, 2) akseptansi pelaksana, 3) organisasi pelaksana,

4) kontekstual organisasi profesi kesmas, 5) komunikasi para pihak, 6) standar dan sasaran kebijakan,


7)sumber daya untuk pelaksana. Bahwasanya Agilty adalah kata kunci, peran dari tenaga Kesehatan sangat penting untuk kepentingan empowering, kepentingan jejaring yang semakin efektif dan luas, untuk kepemimpinan kolaboratif, pentahelix, dan komunikasi untuk melihat hasil.

 

Dapat dikatakan bahwa public health mengandung nilai-nilai berikut manager, innovator, researcher,

apprenticer, communitarian, leader, dan educator atau disingkat MIRACLE, ujarnya

 

Selain itu dr. Agustin Kusumayati, MSc, PhD (Ketua AIPTKMI) memberikan pandangan bahwa profil seorang kesehatan masyarakat di era digital ini di era revolusi industri ini dibutuhkan soft skill seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, fleksibel kemudian kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks bukan sekedar problem solving yang sederhana tetapi mampu melakukan complex problem solving, kemampuan untuk berkomunikasi, bernegosiasi, berkolaborasi, teamwork. Yang juga penting adalah kemampuan untuk melakukan penilaian dan mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Terdapat dua kemampuan tambahan lainnya yang di masukan kedalam profil seorang kesmas yaitu sebagai entrepreneur dan konsultan.

 

 

 

Materi dan paparan para narasumber dapat diakses di link https://bit.ly/MateriRoundtableDiscussion

 

 

 

Penulis

 

Febrina Nur Choirunisa

 

Communication Officer

 

Transform Health Indonesia IAKMI

 

Email :  transform.health.indonesia@gmail.com